Perempuan

Menjadi Anak Perempuan: Orang Tua dan Tanggungjawabnya

22.39

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ (وَضَمَّ أَصَابِعَهُ)

“Siapa yang mendidik dua anak perempuan hingga ia dewasa, maka ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan aku dan dia ….” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendekatkan jari jemarinya. (HR. Muslim no. 2631). Artinya, begitu dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

(Sumber : https://rumaysho.com/9608-keutamaan-menyayangi-anak-perempuan.html)

.....

Assalamu'alaykum sahabat,

Pernahkah kalian merasa sedih seiring bertambahnya usia kedua orang tua kalian? Atau ketika kalian mengingat kembali apakah cukup bagi kalian menjadi sumber kebahagiaan untuk kedua orang tua kalian yang tak hanya di dunia namun juga di akhirat?

Entahlah.

Bagi kalian yang sempat membaca beberapa tulisanku sebelumnya, mungkin kalian akan mendapat sedikit gambaran tentang bagaimana anak perempuan dalam keluarga secara umum atau paling tidak dari sudut pandangku. Bagaimana kami dibesarkan, cinta pertama kami, kisah kami menerima pasangan, dan bagaimana kami akan berpindah bakti. Jelas, dua poin terakhir yang aku sebutkan belum aku alami. Aku masih begini begini saja. Dan malah semakin-makin bingung dengan kondisi aku yang sekarang.

Jujur, aku sempat berpikir bahwa aku akan menikah tahun ini. Sayang, menaruh asa pada sesuatu yang belum pasti itu memang selalu tak akan membuahkan hasil. Nihil.

Lain kali akan aku ceritakan. Kisah kali ini mengenai refleksiku mengenai hubunganku dan kedua orang tuaku.

Selepas lebaran tahun ini, aku menyadari pasti bahwa papa dan mamaku sudah semakin tua. Papaku yang fisiknya begitu gagah dan kuat nampaknya sudah tak lagi sama. Papa mulai mudah lelah dan tarikan nafasnya mulai berat. Mamaku mulai mencirikan penyakit usia senja, pelupa.

Ya Allah.

Kalau diingat-ingat apakah dua puluh empat tahun aku hidup, aku sudah cukup setidaknya menjadi penghibur penat bagi kedua orang tuaku. Ataukah selama ini tak ada dari tutur kata ataupun perbuatanku yang menggores hati papa dan mama. Mengapa ya aku bisa berlemah lembut terhadap orang tua lain sementara aku pernah berkata 'ah' pada mama ataupun papa.

Belum genap baktiku, kenapa ya aku bisa berpikiran untuk segera menikah. Saat aku rantau dan ketika nanti hasian juga turut berpindah, siapa yang sekiranya akan membantu kedua orangtuaku. Kalau seandainya aku meninggal esok hari, siapa ya yang akan menjaga kedua orangtuaku di saat senjanya.

Hampir setiap malam aku menjumpai orang tua renta yang tidur hanya beralas kardus di depan emperan toko atau meringkuk tanpa alas di atas beton trotoar dalam perjalanan pulang dari kantor. Ya Allah, bila nanti di usia tua kedua orangtuaku sudah tak ada aku lagi di sekitar mereka, semoga banyak orang baik yang akan menolongnya. Jangan sampai kedua orangtuaku merasakan dinginnya malam pun perut kelaparan. Ya Allah mohon berikan kecukupan bagi beliau dengan rizki dan keberkahan di dalamnya serta orang-orang baik di sekitarnya.

مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَغلَبُ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ. فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا نُقْصَانُ عَقْلِهَا؟ قاَلَ: أَلَيْسَتْ شَهَادَةُ الْمَرْأَتَيْنِ بِشَهَادَةِ رَجُلٍ؟ قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا نُقصَانُ دِينِهَا؟ قَالَ: أَلَيْسَتْ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ

Aku tidak pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya paling bisa mengalahkan akal lelaki yang kokoh daripada salah seorang kalian (kaum wanita).” Maka ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa maksudnya kurang akalnya wanita?” Beliau menjawab, “Bukankah persaksian dua orang wanita sama dengan persaksian seorang lelaki?” Ditanyakan lagi, “Ya Rasulullah, apa maksudnya wanita kurang agamanya?” “Bukankah bila si wanita haid ia tidak shalat dan tidak pula puasa?”, jawab beliau. (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari no. 1462 dan Muslim no. 79)

Bila tak genap agama dan akal kami, boleh jadi mendidik kami memang lebih sulit. Selepas haid, kami bisa terlena dan menjadi futur. Secara umum, wanita-wanita itu menyukai keindahan dan mudah tergoda karenanya. Banyak sekali tantangan dalam mendidik dan membesarkan kami.

Ya Allah. Ketimbang tak berarti apa-apa, aku justru takut justru menjadi sebab penderitaan kedua orang tuaku di dunia maupun akhirat. Na'udzubillah.

Ya Allah, bila Engkau berkehendak, semoga Engkau jadikan kami anak-anak yang sholih dan sholiha. Semoga Engkau jadikan istighfar kami pun sebagai penggugur dosa bapak dan ibu kami. Semoga Engkau jadikan rezeki yang kami terima sebagai rezeki halal yang mampu membawa keberkahan bagi bapak dan ibu kami.

Pernah juga aku membayangkan bila salah satunya pergi meninggalkan yang lain. Papa, setiap harinya baju disiapkan oleh Mama. Mama yang penakut, tak bisa tinggal di rumah sendirian (apalagi tanpa papa). Ya Allah, Semoga Engkau menjaga keduanya. Semoga Engkau berkenan menjaga satu sama lainnya.

Menjadi anak perempuan di usia 24 tahun sepertiku dengan sudah melewati berbagai fase, akan membuat aku semakin berpikir. Mungkin bila waktunya tiba dengan adanya seseorang yang berani mengambil tanggung jawab mendidikku dari papa dan mama, maka aku berharap Hasian bisa membantuku menjalankan apa-apa yang pernah orang tua kami lakukan untuk kami. Memberikan yang terbaik. Mengusahakan yang terbaik.

 "Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran"

Artinya : "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil"

- Anggi Siregar -

Daily

Tertolak

18.50

"Dan tidaklah di dunia ini bila ia pergi kepada Allah akan kembali ke bumi kecuali doa."

 Assalamu'alaykum teman-teman,

Belakangan ini aku memang sedang mengusahakan beberapa hal dan berdoa meminta diberikan petunjuk atas hal-hal tersebut. Hari ini aku mendapatkan satu jawaban dari beberapa pertanyaan tersebut, Alhamdulillah. Alhamdulillah aku tertolak.

Mengapa Alhamdulillah? Alhamdulillah tanpa aku sadari, belakangan ceramah yang aku dengarkan bertema tentang doa dan jawaban atas doa tersebut dan bagaimana bersikap atas jawaban doa tersebut. Hatiku sudah disiapkan beberapa hari lalu untuk menerima jawaban ini. Ikhlas atas segala sesuatu yang menjadi ketetapan Allah. Toh, sesungguhnya itu adalah jawaban dari doa yang aku panjatkan.

Dari salah satu ceramah Ustadz Tengku Hanan Attaki, dijelaskan bahwa doa adalah satu-satunya di dunia yang bila kita sampaikan kepada Allah akan kembali kepada kita. Maka cara Allah menjawab doa kita adalah dengan tiga hal, yakni yang pertama dengan ya dan sesuai dengan yang kita minta. Yang kedua, tidak tapi digantikan dengan yang lebih baik. Yang ketiga adalah tidak sekarang di dunia tapi nanti diberikan yang paling baik di akhirat. Dan sebaik-baiknya adalah yang ketiga. Maka jangan pernah berputus asa dalam berdoa karena sesungguhnya keyakinan kita pada Allah yang akan memudahkan kita menjalani kehidupan di dunia. Pun kita di dunia hidup bertujuan untuk kemudian beribadah kepada Allah.

***


 فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا ﴿٥ إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا ﴿٦ 

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. Al-Insyirah ayat 5-6)

Tertolak adalah hal yang amat sangat jarang aku dapati. Aku hampir tidak pernah tertolak. Kalau saja aku tidak mengingat cara Allah menjawab doa, maka mungkin akan bersedih atau bahkan menangis berkepanjangan. Tapi Alhamdulillah, di luar dugaan, saat membaca sepenggal kalimat dari surat elektronik itu rasanya sangat ringan. Malah kalimat pertama yang keluar adalah, "Oh yasudah. Eh Alhamdulillah." Serius sempat mau tertawa malah mengingat kejadian tadi itu. Tak ada rasa deg-deg an pun rasa khawatir seperti biasanya. 

Dari Abu Hurairah Radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb kita Tabaraka wata'ala setiap malam turun ke langit dunia ketika sepertiga malam terakhir, lantas Dia berfirman, "Siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengijabahinya, siapa yang meminta sesuatu kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya."  (Hadits Shahih Al-Bukhari 5846)

Beberapa hari lalu, aku memanjatkan doa minta dimudahkan urusan. Karena aku sedang mempertimbangkan persoalan usia, sekolah, dan pernikahan, maka aku minta pula dalam sepotong doa itu untuk dimudahkan urusan bagi perihal yang sebaiknya lebih dahulu aku jalankan. Sebaik-baiknya urusan aku serahkan kepada Allah yang memiliki alam semesta.

Bagi teman-teman yang tak karib dengan urusan tertolak pun gagal, mungkin ini bukanlah hal yang mudah. Tapi cobalah belajar untuk ikhlas dalam menerima segala ketetapan Allah. Berbaik sangkalah pada apa yang menjadi jawaban atas doa-doa kita tersebut. Sungguh aku juga merupakan orang yang tak berhubungan dengan kegagalan, tapi aku berpikir positif justru karena kejadian itu.

Laa hawla wa laa quwwata illa billah

Maka sering-sering berlatih mengingat kalimat ini. Bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Artinya keberhasilan selama ini tercapai memang karena kuasa Allah. Dalam hidupku, Alhamdulillah Allah baik banget. Aku minta A selalu diberi A, aku minta B, maka aku akan mendapatkan B. Intinya doaku selalu diijabah. Ya, versi pertama cara Allah menjawab doa. Maka bila yang kemudian terjadi adalah penolakan, maka sesungguhnya ini adalah cara Allah menjawab doaku yang lain dengan menunjukkan bahwa itu bukanlah jalan yang terbaik untukku. 

Insya Allah aku belajar ikhlas dan yakin bahwa sesungguhnya setelah ini Allah akan berikan jawaban terbaik atas doaku tersebut atas kegundahanku tersebut. Aamiin.

Jadi teman-teman, jangan lemah dalam berdoa. Yakin, istiqomah. Insya Allah segala sesuatunya akan dimudahkan oleh Allah. Serahkan segala sesuatunya kembali kepada Allah.

- Anggi Siregar -

Perempuan

Menjadi Anak Perempuan: Bakti Sebelum dan Sesudah Menikah

17.42

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.” (HR. Ahmad; shahih)

Perempuan

Menjadi Anak Perempuan: Menentukan Pasangan

23.29


"Anak laki-laki memiliki hak untuk memilih siapa yang akan dinikahi. Lalu anak perempuan bagaimana? Tinggal menerima putusan wali ataukah boleh juga memilih?"

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR Bukhari No. 4700)

@anggsiregar

My Other Planet

www.delianisiregar.blogspot.com

Flickr Images